Wednesday, July 28, 2010

Surat

Haruskah aku terus memintamu untuk secarik surat?
Haruskah aku mengemis atas apa yang memang menjadi hak ku?
Haruskah aku mengingatkanmu atas apa yang seharusnya kau tulis dalam secarik surat itu?
Surat itu berharga untukku, penentuan statusku dan juga masa depanku.
Kau memang bukan penentu masa depanku, dan tak pernah juga kugantungkan hidupku pada dirimu.
Aku hanya meminta yang memang menjadi bagianku.
Aku tak perlu penjelasan palsu mu dalam pertemuan-pertemuan kita.
Yang kubutuhkan hanya kau menerbitkan surat itu dan tanda tangan diatasnya, dan aku berjanji aku tak kan lagi mengejarmu.
Karena aku pun lelah berlari menghindar dari permainan kotormu!!!

No comments:

Post a Comment