Thursday, July 1, 2010

BeNteng

Pagi ini hujan..
Dan untuk kesekian kalinya, aku menarik selimutku rapat-rapat..
Dingin ini mengusik lelapku hinggaku terjaga lebih awal dari hari-hari sebelumnya.
Aku berlindung dari dingin yang mulai menusuk ke pori-pori kulitku..
Ku ambil selimutku yang lain, dengan harapan akan menjagaku dalam kehangatannya..
Sia-sia... Selimut-selimutku tak mampu menghangatkan tubuhku yang kali ini telah menggigil..
Dan aku terjaga, sebelum ayam jago berkokok, sebelum mentari terbit di ufuk timur..
Penat dan lelahku kemarin sama sekali tak membantuku untuk dapat melanjutkan tidurku pagi ini.

Dinginnya pagi ini mengingatkanku pada kebekuan di dalamnya.
Kebekuan yang tercipta pada malam-malam sebelumnya.
Yang mungkin tercipta karena ciptaanku..
Ciptaan rendah yang terbentuk karena egoku.
Yang mungkin juga telah menyakiti pihak lawan. Dan kali ini juga telah menorehkan luka di pihakku.
Dulu aku pernah tahu sakit karena luka ini. Hingga ku bangun benteng-benteng pertahanan sekokoh batu karang di lautan.
Tapi benteng ini rapuh ketika ombak menghempasnya.. Ombak menghempasnya dari dalam, tanpa disadari.
Hingga saatnya ombak itu pergi, benteng itu telah hancur mulai dari bagian yang paling dalam..
Pertahananku gagal..
Benteng telah hancur..
Dan ombakpun telah pergi..
Yang tersisa hanya aku dan ego ku..

Kembalikan kepingan hati yg telah kau curi!!

No comments:

Post a Comment