Friday, August 6, 2010

Jerat

Kali ini aku terperangkap oleh jerat yang dulu pernah kubuat...
Aku hanya berusaha melindungi dirinya.... dan juga melindungi ke-egoanku...
Aku melindungi dirinya dan diriku dari penilaian-penilaian kalian...
Aku terlalu sibuk dengan duniaku dan dunianya, sehingga aku melupakan bahwa sesungguhnya aku tak pernah sendiri, atau pun hanya berdua dengannya.
Dan kali ini, aku terpojok, amunisi ku telah habis, dan perisai besikupun telah hancur...
Aku yang pernah mengasingkan diri, kali ini menjadi pihak yang benar-benar terasing...
Sendiri dan terasing di hari besarku...
Jika saja,.... andai saja...
Aku memang tak pernah menyesali apa yang terjadi diantara kita.... Sejauh kaki ini telah melangkah bersamamu, membangun rencana masa depan bersama.
Hanya saja, mungkin ketika semua masih terlalu dini, aku yang seharusnya dapat lebih menekan ke-egoanku, kekanak-kanakanku. Dan aku bisa mengekspresikan kejujuranku, bukan topeng-topeng yang seperti sekarang ini sudah kadung melekat di jiwa kita masing-masing.

Aku memang sungguh-sungguh mengagumi dirimu, menjadikanmu manusia paling sempurna di hadapanku. Tapi hingga di saat puncak ini, disaat kesempurnaan yang masih saja kujunjung, justru yang kutemukan adalah lapuk dan karat.
Aku tak mungkin lagi mundur, jalan telah ditempuh, keputusan telah dipilih dan masa depan hanya satu langkah lagi.
Aku tak bisa lagi mundur.. walaupun aku ingin sekali mundur....

Di sudut lara, tangis dan sesak-ku....aku berdoa kepadaMu, Bapa..
Apa yang telah kuputuskan, tak kan mungkin lagi dapat kucabut.
Karena aku tak pernah memiliki kekuatan itu.
Tapi bila saja untuk yang pertama kalinya, aku punya?!? Aku mauuuu.....
pergi dan menenangkan diriku sejenak atas hari esok yang seharusnya menjadi hari yang paling membahagiakan diriku.
Bahagia? Drama?



No comments:

Post a Comment