Wednesday, May 12, 2010

Ruang Asing

Ruang ini asing. Aku tak mengenal ruang ini, wajah-wajah yang tak biasa kutemui, bahasa yang tak pernah kukenal sebelumnya. Bermimpipun tidak untuk bisa memasuki ruang ini.
Apa yang ku kejar, yang ingin ku raih bukan ruang ini! Ini bukan mimpi-mimpiku. Sadarkan aku untuk segera terjaga dari kepalsuan ini.
Sesaat kupikir ruang ini palsu, dengan segala isinya, dengan segala bahasa tubuh mereka. Tapi Aku sudah masuk kedalamnya, aku harus berbaur di antara mereka. Bagaimanapun aku telah memilih jalan untuk masuk ke dalam ruang ini.
Untuk sesaat, detik berjalan layaknya seorang jompo yang berjalan dengan letihnya. Ingin rasanya berlari melawan detik yang begitu lambat berputar. Sekuat tenaga aku berlari, dan asa itu tinggal sejengkal lagi, disaat yang sama, wajah-wajah asing itu berganti. Tak kulihat lagi wajah asing yang mulai biasa dimataku, mereka berganti wajah dan jiwa. Lagi-lagi aku berteriak kepada diriku sendiri, "selamatkan aku!", mereka ingin menerkamku. Wajah asing itu mengusirku dari ruang asing itu.
Haruskah aku menyerah pada wajah-wajah itu? Wajah yang mulai menertawakan aku?
Tidak!! Hidupku baru dimulai, teriakku.

5 tahun sudah, ruang asing itu menjadi bagian hidupku. Dan tentu saja, ruang itu tak lagi menjadi asing untuk ku. Wajah-wajah itupun tak lagi asing, walaupun wajah itu kerap berganti-ganti.
Ruang yang dulu kumaki, yang dulu kutakuti, yang dulu tak ku kenal, sudah menjadi ruang hidupku.
Ruang itu adalah saksi bisuku.
Ruang itu telah mengenalkanku kepada pengalaman, ilmu, tantangan, keletihan, kesetiaan, tanggung jawab bahkan cinta. Aku nyaman didalamnya, aku jatuh cinta bersamanya.

Kini ruang itu telah lapuk, ia tak mampu lagi menampungku di dalamnya, sungguh aku membutuhkan ruang asing yang lain untukku dapat tumbuh lagi. Tapi aku masih mencari ruang asing yang lain, yang mampu memberiku tempat. Yang dapat memberiku cahaya baru untukku dapat hidup.

No comments:

Post a Comment